Pernikahan, ibarah permainan atau kadang kala malah lebih mirip hutan. Yang ada di tangan dan kepala kita hanya sebuah buku petunjukkan yang tak selalu sama digunakan setiap orang dan sebuah peta usang perjalanan pernikahan.
Kadang dalam permainan dan perjalanan itu kita merasakan kebosanan dan kecapaian. Tapi kita tak bisa dan tak boleh menghentikan permainan, apalagi keluar dari arena. Kecuali jika keadaan sudah tidak bisa diperbaiki, permainan boleh dihentikan. Bicara tentang sebuah kelanggengan, ada banyak versi dan cara melanggengkan cinta. Yap, seperti kata pepatah seribu jalan bisa ditempuh menuju kota Roma.
Ada juga anlogi lain tentang cinta dan pernikahan. Pernikahan, katanya, ibarat segelas cangkir dengan air yang penuh menjadi isinya. Untuk menjaga agar air isinya tidak melimpah dan tumpah ada dua hal yang harus dilakukan masing-masing pasangan. Pertama, akuilah jika salah satu di antara kita berbuat salah pada suami atau istri. Cara kedua, berdiam diri saat kita merasa benar. Berdiam diri di sini bukan berarti membiarkan kebenaran berlalu dengan senyap. Tapi berdiam diri di sini lebih berarti menonjolkan sifat yang tak ingin menang sendiri.
Jika di atas adalah cara menjaga cinta dan pernikahan dengan dua langkah, berikut ini ada yang cara dengan enam langkah. Persis, seperti langkah dalam catur, Anda bisa mematikan lawan dalam dua langkah atau bisa dengan enam langkah. Enam cara itu adalah, pertama kesetiaan dan lima yang lainnya adalah keyakinan. Itu caranya, jika Anda ingin menjaga pernikahan Anda menuju pernikahan yang penuh barakah pertama Anda harus setia, kedua sampai seterusnya Anda harus yakin pada kesetiaan itu.
Ketika menulis artikel ini, ada pertanyaan yang menggelitik untuk ditanyakan pada pembaca. Sudah berapa lama Anda menikah? Itulah pertanyaannya. Apakah Anda sudah benar-benar mengetahui siapakah sebenarnya sang pasangan. Bagaimana cara hidupnya, bagaimana sikap dan pemikirannya, bagaimana pola yang ia tempuh untuk menjaga roda pedati pernikahan tetap berjalan dijalurya. Jawaban-jawaban pertanyaan di atas, hanya akan Anda temui bersama dengan berlalunya sang waktu. Seperti pepatah Inggris, time will tell, waktu akan menjawabnya.
Pendeknya, tidak ada suami atau istri yang tahu betul siapa yang ada dalam pelukan mereka setiap malamnya sampai mereka sama-sama mengarungi badai terganas dalam kehidupan rumah tangga. Dan mereka keluar sebagai pemenangnya. Tak jarang banyak di antara tali pernikahan terpaksa putus di tengah jalan, karena tali itu tak kukuh dan menjadi lekang oleh panas dan hujan. Pada awalnya, saat pertama kita menikah, kita merasa telah menemukan orang yang tepat, pas, sempurna, untuk menjadi pasangan kita.
Tapi setelah waktu bergulir dan umur pernikahan bertambah kita menemukan banyak fakta, bahwa pasangan yang ada di samping kita tak sepenuhnya sempurna. Memang demikianlah, tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang tak punya kekurangan dan kesalahan. Kelanggengan dan kebahagiaan pernikahan memang bukan karena Anda menemukan pasangan yang tepat dalam hidup. Kelanggengan dan kebahagiaan rumah tangga bisa terwujud karena masing-masing dari kita mencoba untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangannya. Itulah kuncinya.
Dengan seperti itu, insya Allah Anda akan menemukan sebuah suasana rumah tangga yang bukan saja menyenangkan, lebih dari itu. Anda akan menemukan sebuah formula bagaimana menjaga kesenangan itu tetap ada. Anda akan menemukan getaran yang sama saat Anda menatap mata istri atau suami untuk pertama kali meski pernikahan yang Ada lalui sudah puluhan tahun umurnya.
Memang banya orang yang bilang, pandangan pada cinta pertama adalah sesuatu yang ajaib dan menakjubkan. Tapi sebenarnya, pandangan pertama bukanlah cinta yang luar biasanya. Yang luar biasa adalah, jika dua orang yang telah bertahun-tahun menikah masih sering menatap mata masing-masing dengan penuh gairah dan rasa seperti pada pandangan pertama. Itulah yang luar biasa, itulah keajaiban.
Maka sebagai penutup, ada langkah pamungkas untuk menjaga dan menciptakan kebahagiaan dalam rumah tangga Anda. Langkah pamungkas itu bukan enam langkah, atau dua langkah lagi, tapi hanya satu langkah. Ya, satu langkah.
Pernikahan yang berhasil memiliki satu syarat, dan syarat itu adalah, Anda harus jatuh cinta lagi, berulang kali, pada orang yang sama. Istri atau suami Anda. Karena persyaratan utama sebuah kebahagiaan rumah tangga adalah jatuh cinta lagi, mari sekarang kita sama-samajatuh cinta lagi. Ayo,jatuh cinta lagi.(her)
0 komentar:
Posting Komentar