MODUL
PEMBELAJARAN TERPADU
OLEH:
MUHAMAD AMIR
NIM. 09.111.103
KELAS III. C TP
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP MATARAM
2010
MEMAHAMI LATAR BELAKANG TERJADINYA PEMBELAJARAN TERPADU
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pelajari.
Perlunya pembelajaran terpadu dilihat dari beberapa faktor berikut:
1. Realitas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
Menilik pada kenyataan yang ada perkembangan dalam satu bidang ilmu pengetahuan cenderung selalu diiringi oleh transformasi temuan ilmu ke dalam bidang lain.
2. Hakikat perkembangan anak SD
Perkembangan anak usia Sekolah Dasar itu bersifat holistik, terpadu. Aspek perkembangan yang satu saling berkaitan erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Perkembangan fisik tidak dapat dipisahkan dari perkembangan mental, sosial, dan emosionalnya. Dan perkembangan itu akan terpadu dengan pengalaman, kehidupan, dan lingkungan anak.
3. Fenomena praktek pendidikan saat ini
Fenomena prkatek pendidikan selama ini menunjukkan kecenderungan yang kuat dalah hal: (a) terjadinya pengkotakan bidang studi yang ketat, terutama pada kelas tinggi, (b) pembelajaran hanya menekankan pada pencapaian efek instruksional, dan (c) sistem evaluasi berorientasi testing dengan menekankan reproduksi informasi.
Interaksi dari ketiga hal tersebut merupakan suatu kondisi objektif yang dapat menimbulkan pertentangan kebutuhan yang juga dapat mendorong perlunya penataan pembelajaran, khususnya pembelajaran di sekolah dasar. Implikasi yang dapat terjadi dari kondisi objektif tersebut adalah redefinisi belajar dan redefinisi program pendidikan guru.
Belajar itu tidak hanya sebatas memperoleh suatu informasi tetapi juga belajar untuk memahami apa yang sudah ia dapatkan serta mampu mengolah dan mengembangkannya secara tepat. Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Sedangkan pengertian belajar lebih modern diungkapkan oleh Morgan dkk (1986) dalam buku Strategi Belajar Mengajar (Mulyani Sumantri dan Johan Permana, 2001: 13), di dalamnya disebutkan bahwa belajar sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu ini ditekankan pada tindakan yang real, bukan berdasarkan pada konsep dan teori. Arti keterpaduan ini dipandang sebagai kontinum yang bergerak dari cara-cara yang spontan (intra bidang studi) sampai cara yang terstruktur (antara bidang studi bahkan antar kelompok siswa). Penerapannya di sekolah dasar tidak harus mengubah rancangan kurikulum yang telah ada dan berlaku. Perlu diingat bahwa pelaksanaan pembelajaran terpadu ini terletak pada keterpaduan belajar bukan pada keterpaduan kurikulum.
Memahami Hakekat Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu ini bertolak dari suatu tema yang pembelajarannya tidak terkotak-kotak dalam bidang studi. Secara terminology, ada istilah yang mengatakan pembelajaran terpadu merupakan pendekatan topik-topik dalam mata pelajran dimana memadukan berbagai pokus dari satu mata pelajran misalnya keterpaduan program matematika. Istilah yang lain adalah pendekatan interdisipliner bidang studi, pendekatan tematik dan pendekatan holistik.
Upaya mencari bentuk-bentuk baru untuk memperbarui penyajian kurikulum inti sudah dilakukan bertahun-tahun yang lalu seiring dengan perkembangan ilmu psikologi, pendidikan, dan kebudayaan. Yang paling kuat kelihatannya ialah, pada saat munculnya pergerakan pendidikan progresif pada tahun 1930-an, dimana pandangan pendidikan berubah mengarah kepada siswa sebagai pusat pembelajaran, maka pendidikan yang menggunakan pendekatan terpadu mulai menguat dengan menggunakan nama kurikulum inti. Dengan pendektan terpadu, kurikulum yang dirancang dapat mengakomodasi kebutuhan siswa, mengatasi masalah social diantara para siswa di kelas, dan juga mematapkan penguasaan materi pelajaran (Vars, 1991).
Seperti yang diuraikan Nasution (1982), perdebatan antara pendukung dan yang pesimis terhadap pengajaran terpadu dapat dikontraskan sebagai berikut:
Yang Keberatan Yang mendukung
Kebanyakan guru yang ada tidak terlatih/dididik untuk melaksanakan pembelajran terpadu
Proses pembelajan tidak bisa diorganisasikan secara sistematis
Memberatkan tugas guru
Siswa yang muda belum bisa diajak untuk menentukan arah pembelajaran
Fasilitas pada umumnya tidak menunjang
Tidak sesuai dengan sistem ujian umum. Suatu pembaharuan memerlukan perjuangan dan harus tepat dimulai oleh guru.
Pembelajaran terpadu tidak bersifat memkasa dan kaku, bisa dengan berbagai sumber
Guru bisa menjadi lebih dinamis
Sistem ujian tidak selayaknya menghambat suatu pembaharuan
Guru memang tetap sebagai pengambil keputusan dalam menentukan tujuan pembelajaran
Menggunakan bahan/alat pembelajaran yang sederhana.
Alasan-alasan yang mendasari penggunaan pembelajaran terpadu karena berdasarkan berbagai studi, menunjukan bahwa pembelajaran terpadu antara lain (1) sesuai dengan cara pandang siswa dalam memperhatikan atau mempelajari aspek kehidupan, (2) pembejaran terpadu memungkinkan untuk melihat keterkaitan dan hubungan dari setiap mata pelajaran yang bisa jadi memang berdekatan, (3) dapat memfasilitas irama proses belajar siswa, sehingga gaya dan tingkatan proses belajar siswa tidak selalu dihambat dengan adanya mata pelajaran yang secara konstan selalu berganti dan (4) siswa mendapat kesempatan untuk mengikuti lingkaran proses belajar mereka sendiri
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
1. Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest);
2. Menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk membaca dan sebagainya. Disamping itu mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak (Prabowo, 2000:3).
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu : berpusat pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu juga memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan (Depdikbud, 1996) sebagai berikut :
1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya.
2) Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
3) Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
4) Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
5) Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan anak.
6) Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial ini antara lain adalah : kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pembelajaran terpadu mempunyai kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membantu anak didiknya berkembang sesuai dengan taraf perkembangan intelektualnya. Meskipun demikian pendekatan pembelajaran terpadu ini masih mengandung keterbatasan-keterbatasan.
Salah satu keterbatasan yang menonjol dari pembelajaran terpadu adalah pada faktor evaluasi. Pembelajaran terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran terpadu menuntut adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya. Oleh karenanya tugas guru menjadi lebih banyak (Prabowo, 2000:4).
Dalam Prabowo (2000:5) dikatakan bahwa dari kalangan pendidik terdapat berbagai pendapat yang intinya menyatakan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran terpadu akan banyak menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak. Masalah yang menonjol adalah tentang penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Dalam mengatasi masalah ini, pada tahap awal dapat dilakukan dengan memeriksa isi kurikulum dalam satu catur wulan secara fleksibel. Artinya materi dalam satu catur wulan tersebut dapat diatur urutan pembelajarannya, asal cakupannya tetap tercapai.
Berangkat dari pokok pemikiran tersebut di atas, maka sebelum merancang pembelajaran terpadu, hendaknya guru mengumpulkan dan menyusun seluruh pokok bahasan dari semua bidang studi dalam satu catur wulan, kemudian dilanjutkan dengan proses perancangan pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar lebih dikenal dengan pembelajaran tematik. Kali ini, sebelumnya akan penulis utarakan beberapa kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran tematik yang dilaksanakan di Sekolah Dasar (terutama di kelas rendah).
Kelebihan dan kelemahan pembelajaran tematik menurut Kunandar (2007) adalah :
1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.
2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
4. Mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi.
5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.
6. Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Adapun kelemahan pembelajaran tematik terjadi jika dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema yang akan diajarkan sehingga guru merasa kesulitan pada pembelajaran tematik untuk mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran.
B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
1. Pembelajaran terpusat pada anak
Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya. Siswa dapat mencari tahu sendiri apa yang dia butuhkan.
2. Belajar melalui proses pengalaman langsung
Pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada konsep dan prisip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya secara langsung. Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar memperoleh informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta serta informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
3. Sarat dengan muatan saling keterkaitan, sehingga batasan antarmata pelajaran tidak begitu jelas
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak/dibatasi. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
4. Lebih menekankan kebermaknaan dan pembentukan pemahaman
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antarskema yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari siswa. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Dari kegiatan ini diharapkan dapat berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan apa yang diperoleh dari belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupan siswa tersebut sehari-hari.
5. Lebih mengutamakan proses daripada hasil
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu
dilaksanakan dengan melihat keinginan, minat, dan kemampua siswa sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus. Bila guru merasa kesulitan karena jumlah murid yang terlalu banyak guru bias meminta bantuan guru yang lain atau membagi-bagi anak dalam beberapa kelompok.
C. Landasan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
1. Progresivisme
Pembelajaran menekankan kepada guru untuk menggantikan hal-hal biasa dan dangkal dengan realitas yang diarahkan dengan baik, di mana guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembelajar terhadap peserta didik. Pembelajaran akan terspudat pada peserta didik dan pembelajaran akan menjadi aktif dan kreatif.
2. Konstruktivisme
Dalam konteks ini pembelajaran menekankan pada proses peserta didik dalam mengkonstruksi (membangun) sendiri pengetahuannya. Dalam hal ini anak harus diberi kesempatan untuk menyusun pengetahuannya sendiri berdasar pengalaman belajarnya yang biasa disebut belajar bermakna.
3. Developmentally Appropriate Practice (Teori Perkembangan Kognitif)
Belajar itu harus disesuaikan dengan perkembangan usia dan individu itu sendiri yang meliputi kognisi, emosi, minat, dan bakatnya.
D. Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu
1. Prinsip penggalian tema
a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak bidang studi,
b. Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
d. Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak,
e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar,
f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta harapan dari masyarakat,
g. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2. Prinsip pelaksanaan
1) guru hendaknya jangan menjadi “single actor “ yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar,
2) pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasarna kelompok,
3) guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam poses perencanaan.
3. Prinsip evaluasi
1) guru seharusnya lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya,
2) guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam kontrak belajar.
4. Reaksi
Prinsip reaksi / dampak pengiring yang penting bagi perilaku siswa secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua “event “ yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit tetapi ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.
E. Model-Model Pembelajaran Terpadu
Prabowo (2000:3) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu :
1) berpusat pada siswa (student centered),
2) proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta
3) pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.
Dari beberapa ciri pembelajaran terpadu di atas, menunjukkan bahwa model pembelajaran terpadu adalah sejalan dengan beberapa aliran pendidikan modern yaitu termasuk dalam aliran pendidikan progresivisme. Aliran pendidikan progresivisme memandang pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru dan pada bahan ajar. Tujuan utama sekolah adalah untuk meningkatkan kecerdasan praktis, serta untuk membuat anak lebih efektif dalam memecahkan berbagai problem yang disajikan dalam konteks pengalaman (experience) pada umumnya (William F. O’neill, 1981).
Tujuan pendidikan aliran progresivisme adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan seharusnya dapat mengembangkan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. Kurikulum pendidikan progresif adalah kurikulum yang mengakomodasi pengalaman-pengalaman (atau kegiatan) belajar yang diminati oleh setiap siswa (experience curriculum). Sedangkan metode pendidikan progresif lebih berupa penyediaan lingkungan dan fasilitas yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya (Mudyaharjo, 2001).
Adapun model-model pembelajaran terpadu yaitu :
1. Model fragmented, model ini adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara terpisah yaitu hanya terfokus pada satu disiplin mata pelajaran.
Model ini adalah model tradisional yang memiliki kelebihan antara lain :
(a) Kemurnian suatu disiplin ilmu ditinggalkan bersih ;
(b) Guru menyiapkan pembelajaran sebagai seorang ahli dalam bidangnya yang menggali bidang studi secara luas dan mendalam ;
(c) Model ini memberikan kenyamanan bagi semua yang terlibat karena mewakili norma bidang studi yang tidak boleh dipandang enteng :
(d) Menyediakan pandangan jelas dan jernih akan disiplin ilmu sehingga guru dapat menggeser prioritas pembelajaran bidang studinya dengan mudah.
Selain kelebihan, model ini memiliki kekurangan antara lain :
(a) Siswa dibiarkan dengan sumbernya sendiri untuk membuat koneksi atau mengintegrasikan konsep-konsep yang serupa ;
(b) Tumpang tindih antar konsep, keterampilan dan prilaku tidak diterangkan kepada siswa sehingga transfer belajar pada situasi terkini jarang terjadi ;
(c) Membiarkan siswa tanpa kendali dalam membuat hubungan baik inter dan antar disiplin ilmu dalam mencari beberapa penelitian akhir dalam transfer belajar yang lebih jelas ;
(d) Siswa dengan mudah terjebak dalam timbunan tugas yang tiada akhir meskipun setiap guru memberi jumlah tugas yang rasional akan tetapi feel komulatitifnya akan berlimpah bagi siswa
2. Model terhubung (connected), adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu topik dengan topik yang lain dalam satu bidang studi. Kaitan dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu sehingga dengan demikian pembelajaran menjadi lebih bermakna dan efektif
Keunggulan model ini adalah :
(a) Dengan pengintegrasian ide-ide inter bidang studi siswa mempunyai gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada aspek tertentu ;
(b) Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus sehingga terjadi proses internalisasi ;
(c) Mengintegrasikan ide ide dalam inter bidang studi memungkinan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan masalah. (fogarty,1991:15).
Selain keunggulan, model ini juga memiliki kelemahan . kelemahan pembelajaran terpadu model connected ini aadalah :
(a) Masih kelihatan terpisahnya inter bidang studi ;
(b) Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide inter bidang studi ;
(c) Dalam memadukan ide ide pada satu bidang studi maka usaha yang mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan. (fogarty,1991:15)
3. Model Nested, yaitu model pembelajaran terpadu yang merupakan pengintegrasian kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran(content) yang meliputi ketrampilan erfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir ( organizing skill). Fogarty (1991:23). Model ini sangat kaya dengan rancangan oleh kemampuan guru.
Kelebihan model nested (tersarang) adalah :
(a) Guru dapat memadukan beberapa ketrampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran ;
(b) Pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa ;
(c) Pembelajaran dapat mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berfikir, keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan ;
(d) Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan kurikulum secara luas.
Kekurangan model nested adalah bila guru tanpa perencanaan yang matang memadukan beberapa ketrampilan yang menjadi target dalam suatu pembelajaran akan berdampak pada siswa di mana prioritas pelajaran menjadi kabur karena siswa diarahkan untuk melakukan bebertapa tugas belajar sekaligus.
4. Model sequenced, adalah model pembelajaran di mana saat guru mengajarkan suatu mata pelajaran ia dapat menyusun kembali topik mata pelajaran lain dalam urutan pengajaran itu dalam topik yang sama atau relevan. Pada intinya satu mata pelajaran membawa serta mata pelajaran lain dan sebaliknya.
Kelebihan model ini adalah :
(a) Dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dan unit guru dapat mengutamakan prioritas kurikuladari pada hanya mengikuti urutan yang dibuat penulis dalam buku teks ;
(b) Guru dapat membuat keputusan yang kritis tentang isi materi ;
(c) Dari sudut pandang siswa urutan topik yang sengaja disusun saling berhubungan membantu siswa memeahami isi pembelajaran dengan lebih kuat dan bermakna.
Kekurangan model ini adalah :
(a) Diperlukan kompromi untuk membentuk model mereka sendiri ;
(b) Guru harus merelakan otonomi mereka dalam menyusun urutan kurikulum sebagaimana mereka bekerja sama dengan partner guru lain ;
(c) Mengurutkan sesuai peristiwa terkini memerlukan kolaborasi berkelanjutan dan fleksibilitas semua orang yang terlibat dalam content area ;
(d) Tidak mudah untuk membuat urutan seperti kedengarannya .
5. Model Shared, adalah suatu model pembelajaran terpadu di mana pengembangan disiplin ilmu yang memayungi kurikulum silang. Contohnya Matematika dan IPA disejajarkan sebagai ilmu pengetahuan. Kesusastraan dan Sejarah digabung pada label kemanusiaan, seni musik, menari, dan drama, di bawah payung kesenian yang pokok, teknologi komputer dan industri rumah tangga sebagai kesenian yang perlu dipraktikkan.
Kelebihan perencanaan model shared ini terletak pada :
(a) Kemudahan dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju secara penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu ;
(b) Dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpah tindih akan memungkinkan mempelajari konsep lebih dalam ;
(c) Lebih mudah untuk menjadwalkan periode perencanaan bagi sebuah tim yang terdiri dari dua guru dari pada menyulap jadwal untuk tim yang terdiri dari empat orang guru ;
(d) Dua orang guru dapat menggabungkan jam pelajarannya bersama-sama untuk menciptakan hambatan waktu yang lebih besar.
Kekurangan dari model ini adalah :
(a) Hambatan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan model ini ;
(b) Fleksibilitas dan kompromi berperan penting dalam keberhasilan implementasi model ini ;
(c) Memerlukan kepercayaan dalam kerjasama tim secara bersamaan ;
(e) Model integrasi antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen pasangan untuk bekerja sama dalam fase awal ;
(f) Untuk menemukan konsep kurikula yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan percakapan yang mendalam.
6. Model Webed, model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema dapat ditentukan dengan negosiasi antara guru dengan siswa dan dapat pula dengan diskusi sesama guru. Setelah tema disepakati kemudian dikembangkan sub-sub tema denagn memperhatikan kaitan dengan bidang-bidang studi yang lain.
Kelebihan dari model jaring laba-laba(webbed) ini antara lain :
(a) Penyeleseksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar
(b) Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman;
(c) Memudahkan dalam perencanaan;
(d) Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa;
(e) Memberi kemudahan bagi siswa dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang saling terkait.
Kelemahan yang dimiliki model ini ialah :
(a) Sulit dalam menyeleksi tema ;
(b) Cendrung untuk merumuskan tema yang dangkal;
(c) Guru lebih memusatkan perhatian dalam kegiatan pembelajaran dari pada pengembangan konsep.
7. Model Threaded, adalah model pendekatan pembelajaran terpadu seperti melihat melalui teropong dimana titik pandang (fokus) dapat mulai dari jarak terdekat dengan mata sampai titik terjauh dari mata. Model integrasi kurikulum ini berpusat pada metakurikulum yang menggantikan atau tumpang tindih dalam beberapa atau selurih isi materi. Menggunakan ide sebuah metakurikulum, tingkat kelas atau satu tim interdeparyemen menargetkan satu set keterampilan berfikir untuk dituangkan dalam prioritas isi yang ada.
Kelebihan model ini berputar balik sekitar konsep metakurikulum. Metakurikulum ini adalah kesadaran dan kontrok dari keterampilan dan strategi berfikir dan belajar yang keluar dari materi pokok. Guru menekankan pada perilaku metakognitif sehingga siswa belajar bagaimana mereka belajar. Dengan membuat siswa menyadari proses belajar mereka maka dimungkinkan transfer di masa mendatang. Kelebihan model ini adalah tidak hanya disiplin ilmu tetap murni tetapi siswa menuai keuntungan tambahan dari proses berfikir yang lebih tinggi yang menimbulkan kekuatan bagi kecakapan hidup.
Kelemahan model ini adalah :
(a) Kebutuhan untuk menambahkan kurikulum lain ;
(b) Hubungan materi antar mata pelajaran tidak tertuju dengan jelas ;
(c) Metakurikulum permukaan akan tetapi disiplin ilmu tetap statis.;
(d) Hubungan antara isi pokok bahasan tidak ditekankan ;
(e) Untuk meneropong metakurikulum melalui isi, seluruh guru harus memahami keterampilan dan strategi tersebut.
8. Model Integrated, model pembelajaran yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep, prinsip dan sikap saling tumpang tidih dalam beberapa bidang studi. Fokus pengintegrasian terletak pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswanya dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan ini meliputi ketrampilan berfikir(thinking skill), keterampilan sosial ( social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill). (Fogarty.1991:77)
Integrated (keterpaduan) memiliki kelebihan, yaitu :
(a) Adanya kemungkinan pemahaman antar bidang studi karena memfokuskan isi pelajaran,strategi berfikir,keterampilan sosial, dan ide penemuan lain, satu pelajaran mancakup banyak dimensi sehingga pembelajaran semakin diperkaya dan berkembang ;
(b) Memotivasi siswa untuk belajar ;
(c) Memberi perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat, tidak memerlukan waktu tambahan untuk bekerja dengan guru lain, tidak perlu mengulang materi yang tumpang tindih sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
Kekurangan model ini terletak pada :
(a) Guru, guru harus menguasai konsep,sikap,dan keterampilan yang diprioritaskan penerapannya,
(b) Sulitnya menerapkan model ini secara penuh;
(c) Memerlukan tim antar bidang studi baik dalam perencanaan maupun pelaksanaanya ;
(d) Pengintegrasian kurikulum dengan konsep-konsep dari masing-masing bidang studi menuntut adanya sumber belajar yang beraneka ragam.
9. Model Immersed, model ini dilaksanakan dengan menyaring seluruh isi kurikulum dengan menggunakan suatu cara pandang tertentu misalnya seseorang memadukan semua data dari berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran kemudian menampilkannya melalui sesuatu yang diminatinya dalam suatu ide.
10. Model Networked, adalah model pembelajaran terpadu yang berhubungan dari sumber luar sebagai masukan dan semuanya meningkatkan yang baru dan meluaskan ide-ide atau mengembangkan ide-ide.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya adalah agar kurikulum bermakna bagi siswa. Pembelajaran terpadu dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan pemahaman siswa tentang kondisi fisik,mental,dan lingkungan sosial mereka agar mereka dapat mengambil bagian dan belajar bersama untuk mengembangkan kemampuan pemahaman masing-masing. Mereka dapat belajar dalam kelompok-kelompok dimana mereka bebas mengeluarkan pendapatnya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka bahan ajar pembelajaran terpadu haruslah berisi materi yang terintegrasi dan mengarah pada upaya pendidikan yang membekali siswa dengan pengetahuan,keterampilan, dan sikap yang mengarah pada tumbuhnya potensi siswa akan kesadaran sosial dalam kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu di atas dipilih tiga model pembelajaran yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan dasar (Prabowo, 2000:7). Ketiga model pembelajaran terpadu yang dimaksud adalah model terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated ).
Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing model pembelajaran tersebut, maka model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model terhubung (the connected model), karena model terhubung ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Selain itu, Model terhubung ini juga secara nyata menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan semester berikutnya. Pemanfaatan penerapan model terhubung (connected) ini sangat relevan dengan konsep Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem Indera pada manusia (dalam biologi), agar dapat terwujud pemampatan/ pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep tersebut (Reduce Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar target kurikulum.
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah sebagai berikut :
1) Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
2) Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.
3) Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.
Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai berikut :
1) Masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi,
2) Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi, dan
3) Dalam memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan :
1.1. Menentukan tujuan pembelajaran umum
1.2. Menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
2.1. Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa.
(materi prasyarat)
2.2. Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa
2.3. Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan
2.4. Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan
2.5. Menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
3.1. Pengelolaan kelas; dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok
3.2. Kegiatan proses
3.3. Kegiatan pencatatan data
3.4. Diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
4.1. Evaluasi proses , berupa :
- Ketepatan hasil pengamatan
- Ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
- Ketepatan siswa saat menganalisis data
4.2. Evaluasi produk :
- Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
4.3. Evaluasi psikomotor :
- Kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.